Selasa, 05 Maret 2013

CLEOPATRA versi cerpen


oke... kali ini postingku tentang cerpenku dulu tuh pas jaman masih dibangku kuliah semester awal hehe... sempet lupa kalo pernah bikin ni cerpen, so aku abadikan aja di blog ini biar ga ilang gitu, paling gak bisa didokumentasikan disini plus bisa dikonsumsi yang laen ,, yapp ni diyaaa cerpennya

1
2
3

"Cleopatra Qu"
      
Pagi ini gag ada perubahan-perubahan besar kukira. Dona masih tetap terlihat sibuk benerin kacamatanya dengan jari telunjuk kanannya, yang kata si Cabrik menurutnya jari Dona lentik sekali. Terang aja lentik, dia kan anak dari bos pemilik ”salon beautiful” ternama di kotaku. Oh ya.....Cabrik??? ku panggil dy begitu, tau kenapa??? eitzz yang ini beda, bukan rambutnya yang cabrik tapi kalian percaya gag??? kalo giginya lah yang cabrik...hu...hu bayangin ndirilah.
          Dan si Bakpao, belum bosen juga bacain puisi gombal di depan Vera si mata sipit. Kalo si Bakpao alias Rangga, okelah..... kalian bisa umpamain dia layaknya Agus Ringgo (pemain sinetron Jomblo), bisa di bayangin donx pipinya yang mirip bakpao. Tapi kadang mirip pantat kepiting rebus yang gosong, kemerahan item gimana gitu kalo si Vera udah muji2 puisi amatirannya. Aku yakin bener kalo puisi itu jiplakan dari Khalil Gibran. Heran kenapa ya cewek gampang banget di kibulin.
          Wah itu tuh.....gadis cleopatraku. Namanya Hepy. Aku suka sekali mata indahnya. Aku suka memanggilnya Cleopatra, Ratu mesir yang terkenal dengan keindahan parasnya. Dan kurasa diapun suka ku panggil begitu.
          My GOD, apa aku gag salah liad nih,,?? Cleopatraku menghampiriku. Oh tuhan....pemilik mata indah itu berjalan ke arah bangkuku.
          “Banyu...pas istirahat kamu disuruh ayah ke kantornya, tadi ayah nitip pesen ke aku begitu.” Katanya.
          “tengkyu  Cleopatra......siap!!!” jawabku
@###@
          Istirahatpun tiba. Aku menuju kantor pak Yusuf, Ayah Hepy. Cleopatraku. Pak Yusuf guru matematikaku sekaligus wali kelasku. Gak heran kalau aku sering dipanggil beliau, terang aja dalam seminggu aku bolos sekolah empat hari hehe. Tapi itu dulu sebelum aku tau kalau pak Yusuf adalah ayah dari gadis yang aku taksir. Sekarang sih udah enggak, biasalah lagi tahap mengambil hati calon mertua. Sedikit cari muka agar reputasiku gag ancur-ancur amat.
“pagi pak Yusuf.. ada yang bisa saya bantu??” aku mengawali percakapan.
“Ohh,, kebalik Banyu, justru bapak yang mau bantu kamu...” pak Yusuf sambil tersenyum.
Pak Yusuf berbicara panjang lebar menasihatiku. Okelah, it’s no problem. Yang membuatku tertarik di akhir pembicaraan adalah dia menawarkan sebuah perjanjian. Kalau nilai matematikaku nanti bisa mencapai 100, dia akan memberiku hadiah. Janjinya. Wah siapa sih yang nolak sebuah hadiah. Dan okelah aku menyanggupinya. Bisa aja kan, kalau nilaiku nanti 100, aku bisa diberi ijin pak Yusuf buat ngajak Hepy jalan-jalan.
          Setelah pertemuanku dengan pak Yusuf itu, aku berubah 180 derajat. Itu kata teman-temanku. Yang tadinya tempat nongkrongku di kantin, kini lebih sering di perpus. Aku belajar mati-matian demi mendapatkan hadiah itu. Yang aku sendiri tidak tau apa hadiahnya.
@###@
          Pengumuman nilai matematika sebentar lagi di umumkan. Kulirik cleopatraku, wah Hepy terlihat begitu anggun. Dan pak Yusuf membacakan hasil ulangan, hingga tiba namaku dipanggil.
          “Abimanyu Pratama Ananta...”
Jantungku berdesir.
          “Banyu, selamat nilaimu tertinggi, kau mendapat 100” katanya.
Hah secara otomatis aku berjingkrak. Dan mengangkat jari.
          “Pak, berarti mulai sekarang aku boleh jadi pacar Hepy donk...!!!” selorohku.
Sontak seisi kelas riuh tawa. Dan sekali lagi kulirik kekanan. Cleopatraku tersenyum malu.
“Oke, sesuai janji bapak,, ini hadiah untukmu Banyu” kata pak Yusuf sambil membawa kotak bungkusan. Yang ternyata isinya adalah buku-buku berisi rumus matematika. Ya ampun aku bisa gila dengan rumus-rumus itu. Kukira hadiah itu adalah Hepy, Cleopatraku. Bukannya malah buku-buku menyebalkan ini, gerutuku.
          Tiba-tiba Hepy menghampiriku, menyodorkan tangannya dan mengucapkan selamat untukku. Aku bisa dengan jelas memandang mata indah itu.
          “Aku akan senang, bila kau mau mengajariku matematika.......” kata Hepy.
Wah tentu saja dengan senang hati cleopatraku, ini baru hadiah yang sebenarnya bagiku. Langkah awal untuk bisa dekat dengan Cleopatraku.
******

0 komentar: